BERBAGI ILMU YANG BERMANFAAT

Friday, October 25, 2019

Pengertian, Unsur dan Citra Puisi

PUISI

Puisi adalah bentuk karya sastra imajinatif yang berisi ungkapan pikiran dan perasaan penyair berdasarkan pengalaman jiwanya yang memuat pesan dengan tafsiran arti yang relatif luas karena kadang dibuat dalam bahasa yang tidak lugas.

Unsur-Unsur Puisi:
1. Tema, merupakan gagasan pokok yang akan diungkapkan penyair
2. Diksi, merupakan pilihan kata yang digunakan penyair. Kata-kata yang digunakan dalam puisi bersifat konotatif atau memiliki kemungkinan makna lebih dari satu dan puitis yaitu mempunyai efek keindahan
3. Rima, sering disebut juga sajak atau persamaan bunyi
4. Gaya bahasa/majas, merupakan unsur yang menjadikan puisi lebih hidup dan menjelaskan gambaran angan
5. Pengimajian, merupakan ungkapan perasaan yang berhubungan dengan pancaindra
6. Amanat, pesan yang ingin disampaikan oleh penulis
7. Nada, sikap penyair terhadap pembacaan puisi
8. Perasaan, perasaan penyair dalam puisi

Pada dasarnya majas dibagi menjadi empat, yaitu sebagai berikut.
1. Majas Perbandingan
a. Personifikasi, yaitu majas yang melukiskan suatu benda dengan memberikan sifat-sifat manusia kepada benda-benda mati sehingga seolah-olah mempunyai sifat seperti manusia atau benda hidup (baru lima kilometer berjalan, sepeda motornya sudah  kehausan)
b. Metafora, yaitu majaas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan perbandingan langsung dan tepat atas dasar sifat yang sama atau hampir sama (Raja siang telah pergi ke peraduannya)
c. Hiperbola, yaitu majas yang melukiskan sesuatu dengan mengganti peristiwa atau tindakan sesungguhnya dengan kata-kata lebih hebat pengertiannya untuk menyangatkan arti. (ayah membanting tulang demi menghidupkan keluarganya)

2. Majas Sindirian
a. Ironi, majas sindiran untuk melukiskan sesuatu yang menyatakan sebaliknya dari apa yang sebenarnya dengan maksud untuk menyindir orang (Pandai sekali kamu, nilai rapormu merah semua)
b. Sinisme, yaitu majas sindiran yang menggunakan kata-kata sebaliknya seperti ironi, tetapi kasar (itukah yang dinamakan belajar)?
c. Sarkasme, yaitu majas sindiran yang terkasar atau langsung menusuk perasaan

3. Majas Penegasan
a. Pleonasme, majas penegasan menggunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak perlu dikatakan lagi karena arti kata tersebut sudah terkandung dalam kata yang diterangkan (salju putih sudah mulai turun ke bumi)
b. Repetisi, yaitu majas penegasan yang melukiskan sesuatu dengan kata atau beberapa kata berkali-kali yang biasa digunakan dalam pidato (kita sayangi mereka sebagai orang tua, kita sayangi mereka sebagai pelindung, kita sayangi mereka sebagai pahlawan kita)

4. Majas Pertentangan
a. Antitesis, yaitu majas pertentangan yang melukiskan suatu dengan mempergunakan kepaduan kata berlawanan arti. (hitam atau putih, cantik atau tidak, pintar atau bodoh bukanlah suatu ukuran nilai seorang wanita)
b. Paradoks, yaitu majas pertentangan yang melukiskan sesuatu seolah-olah bertentangan, padahal maksud sesungguhnya bukan karena  onjeknya berlainan. (Hatinya sunyi tinggal di perumahan yang ramai)

Citraan dalam Puisi
Citraan adalah penggambaran mengenai objek berupa kata, frase, atau kalimat yang tertuang di dalam puisi atau prosa. Citraan dimaksudkan agar pembaca dapat memperoleh gambaran konkret tentang hal-hal yang ingin disampaikan oleh pengarang atau penyair. Dengan demikian, unsur citraan dapat membantu kita dalam menafsirakn makna dan menghayati sebuah puisi secara menyeluruh.

Jenis Citraan dibagi menjadi 7, yakni:
1. Citraan penglihatan, yaitu citraan yang ditimbulkan oleh indra penglihatan (mata). Citaraan ini dapat memberikan rangsangan kepada mata sehingga seolah-olah depat melihat sesuatu yang sebenarnya tidak terlihat.
2. Citraan pendengaran, yaitu citraan yang ditimbulkan oleh indra pendengaran (telinga). Citraan ini dapat memeberikan rangsangan kepada telinga sehingga seolah-olah dapat mendengar susuatu yang diungkapkan melalui citraan tersebut.
3. Citraan peradaban, yaitu citraan yang melibatkan indra peraba (kulit), misalnya kasar,lembut, halus, basah, panas, dingin, dll.
4. Citraan penciuman, yaitu citraan yang berhubungan dengan indra penciuman (hidung). Kata-kata yang mengandung citraan ini menggambarkan seolah-olah objek yang dibicarakan berbau harusm, busuk, anyir, dll.
5. Citraan pencecapan, yaitu citraan yang melibtkan indra pencecap (lidah). Melalui citraan ini seolah-olah kita dapat merasakan sesuatu yang pahit, asam, manis, kecut, dll
6. Citraan gerak, yaitu citraan yang secara konkret tidak bergerak, tetapi secara abstrak objek tersebut bergerak.
7. Citraan perasaan, yaitu citraan yang melibatkan hati (perasaan). Citraan ini membantu kita dalam menghayati suatu objek atau kejadian yang melibatkan perasaan.

Sumber: Tim Sigma. 2016. Top Book SMP Kelas VII. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Grasindo

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Pengertian, Unsur dan Citra Puisi

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan berikan Komentar terbaik mu, boleh cantumkan link blog anda asalkan sesuai dengan topik materi